Mengapa Hampir 50% Pelanggan Meninggalkan Program Loyalty? Simak 5 Penyebabnya!

Mengapa Hampir 50% Pelanggan Meninggalkan Program Loyalty? Simak 5 Penyebabnya!

Setiap bisnis harus memiliki pelanggan setia yang secara konsisten memilih produk atau jasanya alih-alih berpindah ke brand pesaing. Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, program loyalty dianggap sebagai salah satu strategi ampuh untuk meningkatkan retensi atau kesetiaan pelanggan dan memperkuat hubungan antara brand dengan konsumen. 

Tidak mudah membangun program loyalty yang efektif. Temuan dari Bond Loyalty Report (2019) menyebutkan bahwa meskipun 90% konsumen terdaftar program loyalty, hanya 22% merasa puas dengan pengalaman yang mereka dapatkan. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan besar antara penerapan program dan keberhasilannya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Simak lima kemungkinan penyebab gagalnya program loyalty serta bagaimana YOBO dapat membantu mengatasi masalah ini dengan solusi yang terintegrasi dengan WhatsApp.

1. Kurangnya Pemahaman tentang Kebutuhan Pelanggan

Salah satu penyebab utama kegagalan program loyalitas adalah kurangnya pemahaman terhadap kebutuhan dan preferensi pelanggan. Banyak bisnis menerapkan program loyalty tanpa mempertimbangkan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pelanggan mereka. Program yang tidak relevan atau tidak menarik tidak akan memotivasi pelanggan untuk berpartisipasi atau merasa loyal terhadap brand.

Solusi:

Untuk membuat program loyalty yang efektif, bisnis harus mampu memahami perilaku dan preferensi pelanggan. Data seperti kebiasaan belanja, frekuensi kunjungan, atau produk favorit pelanggan dapat menjadi kunci untuk menciptakan program yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

2. Program yang Terlalu Rumit

Beberapa program loyalty memiliki struktur yang terlalu kompleks, sehingga sulit dipahami oleh pelanggan. Pelanggan mungkin harus mengikuti langkah-langkah yang rumit untuk mendaftar, mengumpulkan poin, atau menukarkan hadiah. Akibatnya, mereka merasa tidak termotivasi untuk berpartisipasi dan memilih untuk meninggalkan program tersebut.

Solusi:

Program loyalty harus mudah diakses dan prosesnya sederhana. Semakin cepat dan mudah pelanggan dapat menukarkan promo atau rewards yang berhak mereka dapatkan, semakin besar kemungkinan mereka akan terlibat. Sebuah studi menunjukkan bahwa kesederhanaan dalam program loyalty adalah faktor penting yang mempengaruhi tingkat partisipasi.

3. Kurangnya Engagement dan Komunikasi

Program loyalty yang tidak dilengkapi dengan komunikasi dan engagement yang konsisten sering kali gagal karena pelanggan cenderung lupa bahwa mereka bisa menukarkan rewards. Itulah mengapa, bisnis perlu platform yang memudahkan mereka untuk memberi pengingat, penawaran spesial, atau informasi terbaru ke pelanggan. Platform yang paling direkomendasikan adalah WhatsApp, mengingat lebih dari 90% penduduk di Indonesia merupakan pengguna aktif aplikasi perpesanan populer ini.

Solusi:

Penting bagi bisnis untuk menjaga komunikasi yang aktif dengan pelanggan. Pengiriman pesan yang terpersonalisasi dan relevan, seperti ucapan terima kasih, pengingat promo, atau penawaran eksklusif, dapat menjaga minat pelanggan terhadap program loyalty.

4. Tidak Ada Personalisasi

Banyak program loyalty gagal karena tidak melakukan personalisasi. Personalisasi adalah upaya untuk membuat pesan terasa spesial bagi pelanggan. Jika pelanggan diperlakukan sama tanpa adanya penawaran yang sesuai dengan preferensi atau kebiasaan belanja mereka, akan sulit untuk membentuk ikatan emosional dengan pelanggan dan membuat mereka lebih setia.

Solusi:

Bisnis harus mampu menyediakan penawaran yang personal berdasarkan data pelanggan. Promo yang disesuaikan dengan preferensi atau riwayat belanja pelanggan akan membuat mereka merasa lebih dihargai dan cenderung lebih loyal terhadap brand.

5. Tidak Ada Pengukuran dan Evaluasi

Tanpa pengukuran yang jelas dan evaluasi secara berkala, bisnis tidak akan tahu apakah program loyalty yang diterapkan berhasil atau tidak. Banyak program loyalty gagal karena bisnis tidak melakukan analisis terhadap efektivitas program tersebut, sehingga tidak ada upaya perbaikan atau peningkatan.

Solusi:

Bisnis perlu memonitor kinerja program loyalty secara rutin, dengan melihat metrik seperti tingkat partisipasi, frekuensi kunjungan pelanggan, dan ROI dari program tersebut. Dengan data ini, bisnis bisa membuat keputusan yang lebih baik untuk meningkatkan program.

 


 

Bagaimana YOBO Membantu Menerapkan Program Loyalty Efektif

Untuk membantu bisnis menerapkan program loyalty yang efektif, YOBO hadir dengan solusi inovatif yang terintegrasi dengan WhatsApp. Dengan platform ini, berbagai masalah yang sering ditemui dalam program loyalty bisa diatasi dengan mudah. Berikut beberapa keunggulan yang ditawarkan oleh YOBO:

1. Daftar Member yang Cepat dan Mudah

Dengan YOBO, pelanggan dapat mendaftar ke program loyalitas hanya dengan nama dan nomor WhatsApp. Proses yang sangat simpel ini hanya memakan waktu kurang dari 20 detik, sehingga memudahkan bisnis untuk mendapatkan lebih banyak member tanpa hambatan.

2. Engagement Otomatis ke Pelanggan

YOBO memungkinkan bisnis untuk mengirim pesan otomatis kepada pelanggan secara terjadwal, seperti pengingat, penawaran eksklusif, atau informasi produk terbaru. Dengan engagement yang teratur, hubungan antara brand dan pelanggan tetap terjaga tanpa harus melibatkan tenaga manual dari tim marketing.

3. Personalisasi Promo Berdasarkan Segmen Pelanggan

YOBO memungkinkan bisnis untuk membuat penawaran yang disesuaikan dengan segmen pelanggan. Dengan memanfaatkan data yang dihasilkan, YOBO bisa mempersonalisasi promo berdasarkan preferensi dan kebiasaan belanja pelanggan, sehingga lebih relevan dan efektif dalam menarik minat mereka.

4. Customer Insights untuk Mengukur Efektivitas Program

YOBO menyediakan insights mendalam mengenai preferensi dan kebiasaan pelanggan, seperti frekuensi kunjungan dan nilai transaksi. Bisnis juga bisa memonitor promo mana yang paling sering di-redeem oleh pelanggan. Dengan data ini, bisnis dapat melakukan evaluasi program loyalty dan melakukan perbaikan yang diperlukan.

Kesimpulan

Program loyalty yang efektif bukan hanya tentang memberikan diskon atau hadiah, tapi lebih kepada memahami pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan mereka. Mengatasi masalah-masalah umum seperti kurangnya personalisasi, komunikasi yang minim, dan program yang terlalu rumit, akan membuat loyalitas pelanggan meningkat dan bisnis bertumbuh secara berkelanjutan. Dengan bantuan YOBO, bisnis dapat menerapkan program loyalty yang lebih mudah, personal, dan efektif melalui platform WhatsApp yang sudah dikenal luas oleh pelanggan.